DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI
................................................................................................................. 1
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Observasi ............................................................................. 2
B. Tujuan
Observasi
.......................................................................................... 2
C. Metode
observasi ........................................................................................... 3
BAB
II
PENYAJIAN
DATA dan PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan
Observasi
1. Lokasi
Observasi....................................................................................... 4
2. Waktu Observasi
..................................................................................... 4
B. Sajian
Data
1. Profil Sekolah
............................................................................................ 4
2. Identitas
Guru........................................................................................... 5
3. Hasil
wawancara Bersama Guru Kelas TK B ........................................... 5
4.
Hasil observasi kemampuan guru dalam membina
hubungan dengan
anak
........................................................................................................... 6
5.
Hasil observasi kemampuan guru dalam
mengembangkan kompetensi
sosial emosional anak
................................................................................ 7
6. Contoh
praktek pengembangan kompetensi sosial emosional di sekolah... 8
7. Foto
Setting Kelas
..................................................................................... 10
8. Foto
Sarana Sekolah
................................................................................ 12
C. Dasar
Teori .................................................................................................. 13
D. Analisis
Data .................................................................................................. 14
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
...................................................................................................... 15
B. Saran
................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam mengembangkan kompetensi anak
dalam sosial dan emosionalnya, orangtua dan guru sangat berperan penting dalam
mengembangkan kompetensi tersebut. Karena waktu yang paling banyak bagi
anak-anak adalah waktu ketika didalam keluarga. Dapat diakatakan waktu anak
didalam keluarga adalah 70%, di sekolah 10%, dan di lingkungannya 20%. Oleh
karena itu, dalam pengarahan atau bimbingan sangat perlu diberikan kepada
anak-anak sejak usia dini agar pada usia selanjutnya, kepribadian anak
terbentuk dengan baik dan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku
dilingkungannya.
Setiap orang tua atau keluarga,
memiliki cara yang berbeda dalam membentuk atau mengembangkan kompetensi sosial
emosional anak, tidak hanya dalam kompetensi sosial emosional saja, namun juga
kompetensi yang lain. Baik berupa aturan atau norma-norma yang berlaku didalam
keluarga. Begitu pula dengan pihak sekolah seperti guru dan kepala sekolah,
mereka menggunakan beberapa metode dan model pembelajaran yang dapat
mengembangkan kompetensi tersebut. Seperti metode bermain peran, dengan bermain
peran anak belajar untuk bersosialisasi secara langsung dengan teman yang
lainnya. Selain itu, mereka juga dapat memahami berbagai macam jenis ekspresi.
Jadi pada hakikatnya pihak keluarga,
pihak sekolah atau pun lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan atau
mengembangkan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh anak. Karena pada
usia mereka merupakan usia dimana perkembangan anak sangat pesat dan mudah
menerima stimulus-stimulus di lingkungannya. Oleh karena itu, sebagai orang tua
dan guru, harus menanamkan rasa sosial pada anak sejak usia dini.
B. Tujuan
Observasi
Laporan
observasi ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah metode perkembangan
sosial emosional, juga memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi mahasiswa. Agar mahasiswa
dapat mengetahui bagaimana Kemampuan
guru dalam mengembangkan sosial emosional anak usia TK/RA, serta metode
pembelajaran yang digunakan dalam mengembangkan sosial emosional anak.
C. Metode
yang digunakan
Metode
yang digunakan dalam pengumpulan data:
1. Wawancara
Wawancara bersama guru kelas TK B terkait
tentang kemampuan dalam mengembangkan kompetensi soial emosional anak, serta
penggunaan kurikulum dalam pembelajaran di sekolah.
2. Observasi
Mengamati guru kelas TK B dalam
mengembangkan sosial emosional anak ketika pembelajaran berlangsung dan
hubungan antara guru dengan murid.
BAB
II
Penyajian
Data dan Pembahasan
A.
Pelaksanaan
Observasi
1. Lokasi
Observasi
Dalam
observasi ini, penulis mengambil lokasi di TK Mutiara Bangsa, Jl. Bulak Kenjeran
1 Surabaya.
2. Waktu
Observasi
Pada hari
Sabtu, April 2016. Pada pukul 07.00-10.00 WIB.
B.
Sajian
Data
1. Profil
Sekolah
Nama TK : TK
MUTIARA BANGSA
Alamat : Jl.
Bulak Kenjeran I
Kode Pos :
60123
Kelurahan:Kenjeran
Kecamatan:
Bulak
Kabupaten/kota:
Surabaya
Provinsi:Jawa
Timur
Status:
Swasta
Kegiatan
belajar mengajar: Pagi sampai selesai
Bangunan TK:
Balai RW03
Ijin
pendirian:
a. Tanggal:
30 April 2001
b. Nomer:
913/104 1/DS/2001
Akreditasi: B / Tahun 2006
Daftar
Nama Guru
No.
|
Nama Guru
|
Jabatan
|
Ijasah
|
Jurusan
|
Keterangan
|
1.
|
Siti Soelichah, S.Pd
|
Kepala TK
|
S1
|
PPKn
|
Lulus tahun 2011
|
2.
|
Rosya Wulan Hariati
|
Guru Kelas A
|
SMA
|
IPA
|
Lulus Tahun 2006
|
3.
|
Erly Setyowati, S.Pd
|
Guru Kelas B
|
S1
|
PAUD
|
Lulus Tahun 2013
|
2. Identitas
Objek (Guru yang diamati):
Nama: Erly Setyowati, S.Pd
Alamat: Bulak Kali Tinjang Baru, No.3A SBY
Tempat, Tanggal Lahir:Sby, 18-12-1974
Jabatan: Guru Kelas B
Pendidikan: S1 PAUD
No. Telp:085755742444
3. Hasil
wawancara bersama Guru TK Mutiara Bangsa
a.
Bagaimana cara mengembangkan kompetensi
sosial emosional anak didik?
Dalam
mengembangkan kompetensi sosial emosional pada anak-anak adalah melakukan
pendekatan terlebih dahulu terhadap anak. Dengan seperti itu, guru dapat
memahami karakter-karakter yang dimiliki oleh anak. Selain itu, dalam
mengembangkan kompetensi sosial emosional anak, beliau menggunakan metode dan
model pembelajaran yang dapat mengembangakan kompetensi sosial emosional anak.
Seperti metode bercerita, dengan metode bercerita guru dapat melatih sosial
anak, seperti halnya sebelum guru mulai untuk bercerita, guru menjelaskan berbagai aturan dalam metode
bercerita. Seperti contoh, anak-anak tidak boleh ada yang berbicara ketika guru
sedang bercerita kecuali guru
mengizinkan anak-anak untuk bertanya. Dengan seperti itu, anak dilatih untuk
belajar disiplin dalam mentaati peraturan.
Dalam segi emosionalnya, ketika guru bercerita, guru harus mampu menyesuaikan
ekspresi atau mimik wajah dengan suasana yang ada dalam cerita, misalnya marah,
sedih, gembira, senang, takut, dll. Dengan seperti itu, anak-anak akan tau
berbagai jenis ekspresi.
b.
Pembelajaran yang seperti apakah yang
dapat mengembangkan kompetensi sosial
emosional anak?
Dalam
mengembangkan sosial emosional anak beliau menggunakan pembelajaran sentra
(pembelaran melalui permainan). Dimana dalam pembelajaran sentra terdapat
pengarahan atau bimbingan yang diberikan oleh seorang guru. Sebelum permainan dimulai,
guru memberikan pengarahan atau pijakan
kepada anak-anak tentang bagaimana cara bermain, bagaimana peraturan dalam
bermain, apa saja yang dilakukan ketika permainan sudah selesai. Nah, dengan
seperti itu, kepribadian baik sosial
ataupun emosionalnya terbentuk dengan baik. Secara tidak langsung, guru dapat melatih
rasa kesdisiplinan dan rasa tanggung jawab kepada mereka melalui aturan-aturan
tersebut. Sehingga anak dapat memahami dan mengetahui apa saja yang boleh dan
tidak boleh untuk dilakukan dalam permainan tersebut. Misalnya, tidak boleh
saling merebut alat-alat permainan, tidak boleh mendahului barisan, meletakkan
alat permainan sesuai dengan tempatnya, saling tolong menolong apabila ada
teman yang mengalami kesulitan dalam melakukan permainan. Dengan model
pembelajara seperti itu, anak akan memiliki rasa tanggung jawab, kedisiplinan,
tolong menolong, dan saling menghargai.
Selain itu, guru membiasakan
kepada mereka untuk melatih rasa saling peduli terhadap sesama. Seperti halnya,
ketika jam istirahat sudah berbunyi tandanya pembelajaran sudah selesai, namun
terdapat beberapa anak yang belum menyelesaikan tugasnya. Kemudian guru
memberikan saran kepada mereka untuk membantu teman-temannya yang belum
menyelesaikan tugasnya. Misalnya seperti ini “Anak-anak, kira-kira kalau ada
teman yang belum selesai melakukan tugasnya, lalu apa yang kita lakukan? Mereka
menjawab: Menolongnya bu”. Kemudian mereka langsung bergegas untuk membantu
temannya yang belum selesai.
c.
Apakah perencanaan pembelajaran
dalam mengembangkan kompetensi soial emosional anak termuat dalam kurikulum
sekolah?
Iya, perencanaan pembelajaran
yang beliau gunakan dalam mengembangkan
kompetensi soial emosional anak sudah termuat
dalam kurikulum sekolah .
4. Hasil
Observasi Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan kompetensi sosial Emosional anak
Berdasarkan
hasil pengamatan yang saya lakukan terhadap Gru TK B atas nama Bu Erly
Setyowati, S.Pd. Dalam mengembangkan sosial emosional anak sangat bagus. Ketika
waktu istirahat, ada beberapa anak yang sedang bertengkar. Mereka bernama riko
dan qobus. Qobus memilki sifat emosionalnya tinggi, sehingga ketika qobus
dijahili oleh riko, qobus langsung memukulnya. Menurut guru kelasnya, peristiwa
itu sering terjadi. Hal ini dikarenakan dari kurangnya perhatian serta
bimbingan dari keluarga. Sebagai guru, beliau memiliki trik tersendiri untuk
menangani hal tersebut. Seperti halnya, setelah mereka berkelahi, mereka
diberikan hukuman ringan oleh guru. Mereka berdiri didepan kelas hingga mereka
saling minta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Setelah itu, guru
memberikan pengarahan kepada anak-anak tentang peristiwa yang terjadi pada hari
itu. Sehingga anak-anak dapat memahami bahwa hasil dari perbuatan buruk akan
mendapatkan sanksi dan dapat merugikan orang lain. Dengan seperti itu,
anak-anak tidak berani untuk melakuakn perbuatan hal yang buruk.
Selain itu, sebelum pembelajaran dimulai dan ketika
sebelum pulang, beliau selalu mengingatkan anak-anak dengan hal-hal yang
positif. Seperti halnya ketika sebelum pembelajaran dimulai beliau selalu
mengatakan, “Anak-anak kalau pelajaran sudah dimulai, boleh atau tidak kita
berbicara?” “Tidak boleh bu!” “Tapi kalau ada anak yang berbicara, lalu apa
yang kita lakukan? apakah boleh kita memarahinya?” “Tidak boleh bu.. kita harus
mengingatkan”. Apabila pertanyaan itu selalu disampaikan kepada anak-anak
sebelum pembelajaran dimulai, maka anak-anak akan terbiasa untuk selalu
mengingatnya.Dengan seperti itu,
anak-anak dapat menyesuaikan suasana ketika pembelajaran dimulai dengan
suasana ketika pembelajaran sudah berakhir (istirahat).
Ketika sebelum pulang, beliau juga mengingatkan
kepada anak-anak tentang apa saja yang harus dilakukan ketika sampai rumah. Hal
ini dilakukan untuk meminimalisir anak-anak yang kurang disiplin.
5. Hasil
Observasi Kemampuan Guru dalam membina hubungan yang positif dengan anak atau
keluarga
Berdasarkan
hasil pengamatan yang saya lakukan terhadap bu Erly dalam membina hubungan yang
positif dengan anak atau keluarga (orangtua) sangat bagus. Dari hasil
penagamatan saya, beliau selalu aktif dalam membina hubungan yang komunikatif
dengan orang tua anak didik. Seperti halnya yang saya amati pada saat itu,
apabila ketika bertemu orang tua atau keluarga dari anak didik disekolah waktu
membayar SPP, beliau selalu memberikan penjelasan terkait tentang perkembangan
dalam kemampuan belajar anak didik. Dengan seperti itu, guru dengan orang tua
atau keluarga anak didik dapat menjalin hubungan dengan baik, sehingga dapat
saling bekerja sama untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan anak dalam kompetensi
belajarnya.
Tidak hanya dengan orangtua atau
keluarga anak didik saja, namun hubungan
dengan anak didik juga sangat baik. Beliau sangat akrab dengan anak
didiknya, bagaikan ibu dan anak sendiri. Beliau sangat peduli dengan setiap
tingkah laku anak didik. Apabila anak didik melakukan kesalahan, beliau selalu
menegurnya dan mengingkatkan agar tidak mengulanginya lagi. Dan apabila anak
didik melakukan kebaikan seperti saling tolong menolong, membuang sampah pada
tempatnya, berbagi makan bersama, beliau selalu memberikan pujian atau reward
agar mereka selalu antusias untuk berbuat baik terhadap sesama.
6.
Contoh praktek pengembangan kompetensi
sosial di sekolah
Sebelum
pulang, guru memberikan pengarahan dan menanamkan sikap-sikap sosial yang baik
pada anak.
Guru
mengajarkan anak bagaimana sikap ketika berdoa
Guru
memberikan pengarahan kepada anak yang telah melakukan kesalahan terhadap
temannya. Setelah mendapat pengarahan, mereka saling minta maaf.
Mereka dapat
menyesuaikan sikapnya ketiak pembelajaran dimulai.
7.
Foto Setting Kelas
Tata Tertib TK Mutiara
Bngsa dan Struktur Lembaga
Tema Semester 1 dan 2
Sudut0sujdut Kegiatan
8. Foto
sarana sekolah
Kamar
Mandi dan Kantin
Area
Bermain
C.
DASAR
TEORI
Menurut Albert Bandura dalam teorinya belajar sosial yang menekankan
observational learning sebagai proses pembelajaran, yang mana bentuk
pembelajarannya adalah seseorang mempelajari perilaku dengan mengamati secara
sistematis imbalan dan hukuman yang diberikan kepada orang lain.
Kondisi lingkungan sangatlah berpengaruh dalam
pembentukan sosial emosional individu. Keadaan lingkungan akan menimbulkan
reaksi – reaksi tersendiri dari individu tersebut.Yang dapat memberikan
stimulus terhadap individu untuk melakukan sesuatu berdasarkan apa yang mereka
lihat , cermati , dalm lingkungan tersebut.
Kemudian reaksi – reaksi yang ditunjukkan oleh
individu tersebut akan memberikan penilaian tersendiri terhadap dirinya
sendiri,dan karakteristik dari individu tersebut akan memberikan penilaian
tersendiri dari orang lain.
Komponen – komponen tersebut salimg berhubungan antar
komponen yang lain ,dan saling timbal balik, menerima dan memberi.Tidak akan
tercipta pembelajaran sosial jika tidak ada lingkungan , individu , dan aksi
reaksi sebagai akibat dari adanya stimulus yang ada.
Dalam pembentukan sosial emosional lingkungan dalam
keluarga sangatlah penting untuk anak-anak sejak usia dini. Clause
mendeskripsikan tentang upaya yang dilakukan oleh orang tua dan guru dalam rangka
sosialisasi dan perkembangan sosial serta emosional yang dicapai anak, sebagai
berikut:
1.
Mengajarkan tentang budaya dan nilai-nilai agama
2.
mengembangkan keterampilan interpersonal, motif,
perasaa, dan perilaku dalam berhubungan dengan orang lain.
3.
membimbing, mengoreksi, dan membantu anak untuk
merumuskan tujuan dan merencanakan aktivitasnya.
D.
Analisis
Data
Berdasrkan hasil observasi yang saya
lakukan, dalam pengembangan sosial emosional yang diterapkan oleh guru tersebut
sesuai denag teori belajar yang dikemukakan oleh Albert Bandura bahwa dalam
lingkungan sangat mempengaruhi sosial emosional anak. Dari lingkungan, anak
dapat mengamati, mencermati dan dapat menilai dari apa yang telah mereka amati.
Seperti halnya yang terjadi ketika waktu istirahat, terdapat dua orang anak yang saling
berkelahi. Berdasarkan pengamatan saya,ada beberapa anak yang berusaha untuk
melerai mereka. Namun mereka tidak mampu untuk melerai. Sehingga mereka memeberitahukan kepada guru
untuk melerai mereka. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh albert
bandura, dimana lingkungan tersebut
dapat menimbulkan reaksi-reaksi tersendiri dari individu (anak) yaitu berupa
upaya untuk melerai temannya yang berkelahi.
Kemudian guru memberikan pengarahan kepada
mereka sekaligus hukuman ringan agar mereka tidak mengulang hal itu lagi.
Dengan seperti itu, mereka dapat mengamati apa yang dilakukan oleh guru
terhadap dua anak tersebut dan menilai bahwa perbuatan buruk tidak boleh
dilakukan, apabila hal itu dilakukan pasti mendapatkan hukuman dan dapat
merugikan orang lain. Misalnya bisa terluka, sakit, dll.
Hal itu sering terjadi di sekolah, karena
setiap anak memiliki lingkungan dan bentuk
sosial
emosional yang berbeda-beda. Anak yang memiliki sifat emosional yang tinggi disebabkan oleh kurangnya bimbingan serta
pendidikan dalam keluarganya atau dapat disebabkan karena sikap orangtua yang
overprotective. Sehingga dapat menyebabkan anak tersebut merasa frustasi. Rasa
frustasi inilah merupakan bentuk dari pelampiasan emosi anak kepada temannya,
jika temannya mengganggu dia. Oleh karena itu, pembentukan
sosial emosional lingkungan dalam keluarga sangatlah penting untuk anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdarakan hasil observasi yang saya lakukan
terhadap guru kelas TK B.Dalam mengemabngakan kompetensi soial emosional anak
sesuai dengan teori belajar yang dikemukakan oleh Albert Bandura, bahwa
anak-anak belajar melalui linglungan yang mereka amati. Misalnya telah berbuat
kesalahan, Guru harus mengingatkan serta memberikan pengarahan terhadap apa
yang telah terjadi.Apabila kesalahan itu dapat mengekibatkan hal yang
membahayakan (berkelahi) untuk anak yang
lain, guru memberikan sebuah hukuman ringan agar mereka tidak mengulanginya
lagiDengan seperti itu, anak-anak dapat membedakan mana yang boleh dialkukan
dan mana yang tidak boleh untuk dilakukan. Sehingga dalam mengembangkan
kompetensoi sosial emosional anak, guru dapat mengambil dari peristiwa yang telah
terjadi pada hari itu.
Selainitu, guru selalu mengingatkan dan melakukan pembiasaan kepada anak-anak
untuk selalu berbuat baik terhadap sesama (Orang tua, teman sebaya, hewan, dan
tumbuhan). Dengan sperti itu anak-anak dapat terlatih sosial emosionalnya
dengan baik.
Kemampuan dalam membina hubungan yang
positif dengan pihak keluarga (orangtua) dan anak didik sangat baik. Dimana
guru selalu berperan aktif dalam memberikan penjelasan terkait tentang
perkembangan dalam kemampuan belajar anak didik. Sehingga secara tidak langsung, orang tua
juga dapat memantau di setiap perkembangan belajar anak .
B. Saran
Dengan adanya laporan ini, penulis berharap
adanya saran serta kritik guna menjadikan penyusunan laporan ini menjadi lebih
baik untuk penyusunan selanjutnya. Selain itu, penulis berharap semoga laporan
ini bermanfaat untuk semuanya.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu.2012.Psikologi Perkembanagn Anak dan Remaja.Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
How to Play Baccarat for Real Money | Baccarat Rules
BalasHapusWhen playing with Baccarat online, 바카라 사이트 you will not only learn how to play, but 바카라 also how you 제왕 카지노 can play at the casino where you can play online Baccarat.
Lucky Club: Live Casino and Sportsbook Review
BalasHapusLucky Club has been a luckyclub.live successful online gambling site since 2018. The site has a great reputation for its amazing customer service and generous signup bonuses. Rating: 3.7 · Review by LuckyClub.live
The Grand Casino Resort | Biloxi, MS - JTM Hub
BalasHapusWelcome 과천 출장샵 to The Grand 광주 출장마사지 Casino Resort. Located just 구미 출장안마 20 minutes from Biloxi, The Grand Casino is a short drive from Memphis International 제주 출장마사지 Airport. 서울특별 출장안마